Pemalang, Exposee.id – Sebuah pemandangan tak lazim mewarnai prosesi penyerahan Surat Keputusan (SK) pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Pemalang formasi 2024.
Bukan di dalam aula megah atau kantor pemerintahan yang serba rapi, sebanyak 298 ASN baru justru menerima SK pengabdian mereka di tengah aroma menyengat dan pemandangan memprihatinkan dari bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pesalakan pada Senin (5/5/2025).
Langkah yang jauh dari tradisi ini ternyata menyimpan pesan mendalam dari Bupati Anom Widiyantoro. Hamparan sampah yang menggunung menjadi saksi bisu dimulainya babak baru pengabdian para abdi negara ini.
Bupati Anom sengaja memilih lokasi yang kontras dengan citra ideal birokrasi sebagai wadah penyampaian pesan krusial mengenai pentingnya pengabdian tulus kepada masyarakat dan ironi permasalahan tata kelola sampah di wilayahnya yang berdampak langsung pada kepercayaan publik.
Pesan Bupati Anom Widiyantoro Buat CPNS di lokasi TPA Pesalakan
Di tengah bau menyengat yang menusuk hidung, Bupati Anom Widiyantoro dengan lugas menyampaikan bahwa TPA Pesalakan merupakan representasi nyata permasalahan yang selama ini menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
“Eks TPA Pesalakan ini adalah salah satu wajah Pemalang yang sesungguhnya. Tampak jelas tidak ada tata kelola pengelolaan sampah yang baik, dan ini tentu saja mempengaruhi hubungan masyarakat dengan pemerintah menjadi tidak baik. Seharusnya, kondisi seperti ini tidak terjadi,” ujarnya dengan nada serius.
Lebih dari sekadar lokasi simbolis, pemilihan bekas TPA ini juga menjadi semacam “ujian mental” bagi para ASN baru. Bupati Anom bahkan memberikan ultimatum yang cukup mengejutkan, meminta para CPNS yang merasa tidak memiliki keberanian dan komitmen kuat untuk melayani masyarakat dengan sungguh-sungguh agar segera mengundurkan diri.
“Teman-teman yang sudah ciut hatinya, ciut nyalinya, silahkan mundur dan acungkan jari mulai sekarang,” tegasnya.
Analogi yang kuat juga disampaikan oleh Bupati Anom, yang mengumpamakan situasi hilangnya kepercayaan publik dengan tragedi Tiananmen di China pada tahun 1989.
Ia menekankan betapa berbahayanya jurang pemisah antara pemerintah dan rakyat. Harapannya, para ASN baru ini dapat menanamkan sikap amanah dalam menjalankan tugas dan menjadi agen perubahan untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat yang terkikis akibat permasalahan seperti tata kelola sampah.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pemalang, Eko Adi Santoso, melaporkan bahwa dari 326 formasi CPNS tahun 2024, sebanyak 298 formasi berhasil terisi, meliputi 307 tenaga teknis dan 19 tenaga kesehatan, termasuk empat lulusan sekolah kedinasan pola pembibitan Pemerintah Kabupaten Pemalang.
“Namun, dilaporkan ada satu orang yang dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) karena tidak dapat menunjukkan ijazah saat pemberkasan,” jelas Eko.
Penyerahan SK CPNS di tengah “lautan sampah” ini jelas bukan sekadar seremoni formalitas. Bupati Anom Widiyantoro ingin menanamkan pemahaman mendalam kepada para calon abdi negara bahwa pengabdian yang sesungguhnya seringkali dimulai dari permasalahan riil yang dihadapi masyarakat.
Aroma menyengat TPA Pesalakan akan menjadi pengingat abadi akan tanggung jawab besar yang kini diemban di pundak mereka: melayani dengan tulus dan bekerja keras untuk membawa perubahan positif bagi Kabupaten Pemalang, termasuk dalam mengatasi persoalan krusial seperti tata kelola sampah.
Masa depan Pemalang kini juga berada di tangan para ASN baru yang memulai pengabdian di lokasi yang tak biasa ini.
Komentar