Jakarta, Exposee.id– Sekretaris Jenderal (Sekjen) INFISA Muhammad Chairul Hadi mendesak Presiden Prabowo Subianto segera bersikap atas insiden penembakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dilakukan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (24/01/25).
Muhammad Chairul Hadi yang akrab disapa Hadi menjelaskan INFISA yakni Serikat Pekerja Awak Kapal Migran dan juga focus pada isu migrasi internasional.
Hadi menyebutkan bahwa penembakan tersebut mengakibatkan beberapa orang luka-luka hingga hilangnya nyawa, ia pula selaku aktifis senior PMI asal NTB serta mantan Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
“Tindakan APMM tersebut tidak bisa dibenarkan apapun alasannya. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran HAM yang mesti disikapi langsung oleh Presiden Republik Indonesia yang merupakan pemimpin seluruh rakyat Indonesia,” ujar Hadi dalam keterangan tertulisnya pada Senin (28/01/25).
Hadi mengungkapkan peristiwa serupa bukan kali ini saja terjadi. Pada tahun 2012 lalu, lima pekerja migran asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ditembak mati oleh Polisi Diraja Malaysia dengan tuduhan kriminal.
Insiden penembakan tersebut hingga kini masih menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban.
“Artinya jelas bahwa PMI kita di Malaysia tidaklah diperlakukan baik terlebih diperlakukan tidak manusiawi dan dimanusiakan. Menurut saya inilah momentum bagi Presiden dalam membuktikan keseriusannya dalam membela dan melindungi segenap tumpah darah bangsa Indonesia di manapun berada,” kata Hadi.
Lebih lanjut Ketua Umum Barisan Relawan Nusantara (BaraNusa) juga meminta pemerintahan Prabowo melalui Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan Kementerian Luar Negeri menutup jalur diplomasi kepada Malaysia hingga kasus ini mendapatkan keadilan.
Ia juga mendesak pemerintah Malaysia untuk bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Kami juga mendesak agar pemerintah Malaysia bertanggung jawab atas insiden tersebut. Selain pecat para pelaku penembakan juga harus meminta maaf kepada keluarga korban,” tegasnya.
Sebelumnya, sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan pekerja migran ditembak di perairan Tanjung RHU, Malaysia. Lima orang korban, di mana satu orang tewas dan empat orang lainnya mengalami luka-luka.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (24/01/25). Insiden penembakan itu dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).
Komentar