Lifestyle, Exposee.id – Jam, sebagai alat untuk mengukur waktu, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tapi, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa jam hanya memiliki angka hingga 12?
Mengapa tidak sampai 24, misalnya, seperti dalam sistem waktu 24 jam yang sering digunakan di beberapa negara atau dalam konteks militer? Artikel ini akan mengulas sejarah dan alasan di balik desain jam yang hanya mencapai angka 12.
1. Asal Usul Pembagian Waktu: Pengaruh Astronomi
Salah satu alasan utama mengapa jam dibagi hingga angka 12 berakar pada pembagian waktu dalam peradaban kuno, terutama oleh orang Mesir Kuno.
Mereka membagi hari menjadi dua bagian: siang dan malam. Masing-masing bagian dibagi lagi menjadi 12 interval, yang dipengaruhi oleh sistem astronomi.
Orang Mesir mengamati pergerakan bintang dan matahari, yang mempengaruhi cara mereka membagi waktu. Dengan menggunakan pengamatan terhadap posisi bintang dan gerakan matahari, mereka mengembangkan konsep tentang waktu siang dan malam yang terbagi rata menjadi 12 bagian. Angka 12 dipilih karena dapat dibagi oleh banyak angka (2, 3, 4, 6, 12), menjadikannya angka yang mudah digunakan untuk perhitungan matematis.
2. Pengaruh Sistem Numerik dan Kalender
Selain faktor astronomi, angka 12 juga dipilih karena memiliki relevansi dalam sistem numerik dan kalender kuno. Banyak peradaban kuno, termasuk Babilonia, menggunakan sistem angka berbasis 12. Ini berhubungan dengan pembagian kalender dan perhitungan waktu dalam konteks siklus bulan dan musim.
Tahun dibagi menjadi 12 bulan, masing-masing bulan diatur berdasarkan pergerakan bulan mengelilingi bumi. Pembagian ini menciptakan hubungan yang erat antara angka 12 dalam waktu dan astronomi. Karena itu, 12 menjadi angka yang secara alami terhubung dengan konsep pengukuran waktu dan pembagian hari.
3. Desain Jam yang Praktis: Rotasi dan Perputaran
Ketika teknologi jam mekanik mulai berkembang pada abad ke-14, angka 12 dipertahankan karena alasan praktis. Jam yang lebih awal menggunakan sistem roda dan gigi untuk menunjukkan waktu.
Pembagian 12 jam dihubungkan dengan rotasi roda yang lebih efisien daripada mencoba mengatur angka lebih besar.
Desain jam dengan dua set angka 12 (satu untuk siang dan satu untuk malam) memudahkan pembacaan waktu dan membuat sistem lebih praktis bagi penggunanya.
4. Transisi ke Sistem 24 Jam
Walaupun sistem 24 jam kini digunakan secara luas dalam beberapa konteks, seperti di dunia militer atau di beberapa negara untuk penjadwalan transportasi, angka 12 pada jam tetap dipertahankan dalam budaya dan desain jam sehari-hari.
Jam dengan 12 angka seringkali dianggap lebih mudah dibaca dalam kehidupan sehari-hari, dan sistem 12 jam lebih mengarah pada kebiasaan sosial dan tradisi yang sudah lama ada.
5. Pentingnya Tradisi dalam Desain
Akhirnya, faktor tradisi juga memainkan peran penting dalam pertanyaan mengapa jam hanya sampai 12. Jam dengan angka 12 telah digunakan selama berabad-abad, dan banyak orang merasa lebih familiar dan nyaman dengan sistem ini.
Meskipun teknologi telah berkembang, dan pengukuran waktu lebih akurat dengan jam digital dan sistem 24 jam, desain tradisional tetap bertahan karena alasan kebiasaan dan budaya.
Desain jam dengan angka 12 bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari sejarah panjang dan pengaruh astronomi, sistem numerik kuno, dan kebutuhan praktis dalam desain mekanik.
Dengan mempertahankan angka 12, manusia telah memadukan kebiasaan lama dan teknologi modern, menciptakan sistem waktu yang tetap relevan dan dapat dipahami dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, meskipun kita memiliki alternatif seperti sistem 24 jam, angka 12 tetap menjadi simbol waktu yang abadi.
Komentar